Relawan AMIN Yogyakarta Bedah Visi Misi Anies-Muhaimin dalam Bahasa dan Budaya Jawa

Relawan AMIN Yogyakarta Bedah Visi Misi Anies-Muhaimin dalam Bahasa dan Budaya Jawa
Relawan AMIN Yogyakarta berfoto usai membedah visi misi pasangan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. (Foto: KBA News).


Dalam bahasa Jawa, etika bernegara itu unggah-unggah pejabat negara. Etika bernegara saat ini banyak yang dilanggar, pasangan AMIN bertekad dalam visi misinya mengembalikan unggah-unggah itu dalam tatanan bernegara. #aminkanindonesia

YOGYAKARTA | KBA - Sejumlah relawan membedah visi misi capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dalam bahasa dan budaya Jawa. Acara yang diinisiasi oleh relawan AB Ningrat bekerja sama dengan Jaringan Pelaku Pemajuan Kebudayaan ini digelar di Sorosutan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta pada Jumat, 2 Februari 2024.

Ketua AB Ningrat Sigit Sugito mengatakan, visi misi pasangan AMIN sudah diterjemahkan dalan berbagai bahasa daerah seperti Sunda, Jawa, Bugis, dan lainnya. Selain itu, visi misi AMIN juga diterjemahkan dalam bahasa internasional atau Inggris. "Untuk visi misi dalam bahasa Jawa setebal 148 halaman," katanya kepada KBA News, Jumat, 2 Februari 2024.

Menurut Sigit, visi misi yang diterjemahkan dalam berbagai bahasa daerah ini merupakan wujud komitmen pasangan AMIN terhadap eksistensi bahasa ibu. Pasangan AMIN punya komitmen yang kuat dalam melestarikan dan mengembangkan budaya daerah yang ada di Nusantara.

"Anies dan Muhaimin keberadaan suku bangsa, budaya, bahasa daerah ini adalah pembentuk Indonesia. Jadi intinya membangkitkan spirit dari komponen daerah yang ada di Indonesia," jelasnya.

Di sisi lain, visi misi pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dalam berbagai bahasa daerah ini juga bagian dari komunikasi politik kepada konstituen. Misalnya, dalam konteks bahasa Jawa, mungkin masih belum memahami etika bernegara yang ada dalam visi misi AMIN.

"Dalam bahasa Jawa, etika bernegara itu unggah-unggah pejabat negara. Etika bernegara saat ini banyak yang dilanggar, AMIN bertekad dalam visi misinya mengembalikan unggah-unggah itu dalam tatanan bernegara," papar Sigit.

Menurut dia, dalam budaya Jawa sangat menjujung tinggi unggah-ungguh, ewuh pakewuh, tepa selira, dan andhap asor. "Itu sebenarnya bermakna etika, yang dalam konteks politik nasional kita sudah seperti hilang," ungkapnya.

Wakil Deputi Teritorial Pemenangan Timnas AMIN Iskandar Untoro Hariadi mengatakan, pasangan AMIN dalam memimpin sangat menjunjung tinggi etika. Anies Baswedan meneladani sosok pemimpin Sri Sultan HB IX sebagai pribadi yang menunjung tinggi etika, sopan santun namun tetap tegas dan berani.

Menurut dia, Anies Baswedan yang tumbuh besar di Yogyakarta, mengambil pelajaran kepemimpinan bagaimana kepemimpinan yang stabil tenang sopan tapi tegas dan berani.

“Itu menjadi inspirasi dari mulai suwargi Sultan HB IX yang diteruskan Ngarsa Dalem Sri Sultan HB X. Terus menjaga prinsip-prinsip kepemimpinan yang tenang, stabil, yang mengayomi tapi juga tegas jelas bersikap dan mampu menjaga suasana stabilitas,” jelasnya. (kba)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama